NAMA
: Tias Tatik Fatmawati
NIM : 3401412042
ROMBEL : Satu
MAKUL : Sosiologi Terapan
“PENGARUH
TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA”
BAB
I
PENDAHULUAN
Tata tertib sekolah
merupakan salah satu bentuk aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh
siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan yang sadar akan hukum dan aturan. Tata
tertib sekolah adalah rambu-rambu kehidupan bagi siswa dalam melaksanakan
kehidupan dalam masyarakat sekolah.
Seorang siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan
dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut
untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata
tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa.
Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut
disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara
perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk
berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolah.
Masalah yang dihadapi
dalam pembangunan pendidikan adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan,
baik yang bersifat pengetahuan maupun sikap. Usaha pertama yang dilakukan oleh
sekolah dalam pembinaan sikap yaitu melalui tata tertib sekolah. Sebagaimana
diketahui dewasa ini banyak sekali siswa sekolah yang terlibat dalam kenakalan remaja,
pergaulan bebas, penggunaan narkoba, tawuran antar sekolah serta penggunaan
etika yang salah dalam kehidupan. Oleh karena itu melalui pembinaan tata tertib
sekolah diharapkan siswa dibiasakan melaksanakan kehidupan sesuai dengan aturan
yang berlaku di masyarakatnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Membicarakan tentang
disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa.
Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini
tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas,
keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke
arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi
juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran
terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang
merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat
tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek,perampasan, pencurian dan
bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja, semua itu membutuhkan
upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin
sekolah.
Perilaku siswa
terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan,
keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu
faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah
seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya.
Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar
serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati
sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di
rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya
merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.
Keberadaan tata tertib
sekolah memegang peranan penting, yaitu sebagai alat untuk mengatur perilaku
atau sikap siswa di sekolah. Dengan adanya tata tertib itu adalah untuk
menjamin kehidupan yang tertib, tenang, sehingga kelangsungan hidup sosial
dapat dicapai. Tata tertib yang direalisasikan dengan tepat dan jelas serta
konsekuen dan diawasi dengan sungguh-sungguh maka akan memberikan dampak
terciptanya suasana masyarakat belajar yang tertib, damai, tenang dan tentram
di sekolah. Peraturan dan tata tertib yang berlaku di manapun akan tampak
dengan baik apabila keberadaannya diawasi dan dilaksanakan dengan baik, hal ini
sesuai yang dikemukakan oleh Durkheim (1990: 107-108) bahwa: Hanya dengan
menghormati aturan-aturan sekolahlah si anak belajar menghormati aturan-aturan
umum lainnya, belajar mengembangkan kebiasaan, mengekang dan mengendalikan diri
semata-mata karena ia harus mengekang dan mengendalikan diri.
Peran sosiologi dalam
pendidikan karakter dapat dijelaskan bahwa sekolah merupakan ajang pendidikan
yang akan membawa siswa ke kehidupan yang lebih luas yaitu lingkungan
masyarakat, dimana sebelum anak (siswa) terjun ke masyarakat maka perlu
dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk mengekang dan mengendalikan diri.
Sehingga mereka diharapkan mampu menciptakan lingkungan masyarakat yang tertib,
tenang, aman, dan damai.
BAB
III
PENUTUP
ü Simpulan
Penegakan disiplin di
sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah seputar kehadiran atau tidak,
terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada pembentukan sebuah lingkungan
yang di dalamnya ada aturan bersama yang dihormati, dan siapa pun yang
melanggar mesti berani mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Setiap pelanggaran atas
kepentingan umum di dalam sekolah mesti diganjar dengan hukuman yang mendidik
sehingga siswa mampu memahami bahwa nilai disiplin itu bukanlah bernilai demi
disiplinnya itu sendiri, melainkan demi tujuan lain yang lebih luas, yaitu demi
stabilitas dan kedamaian hidup bersama.
Sumber
:
Ø Sumarno,
D. (1995). Gerakan Disiplin Nasional. Jakarta : C.V. Jaya Abadi.
Ø Sumarno,
D. (1998). Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah .
Jakarta : C.V. Jaya Abadi.
Ø Subur
Sukardi. (2000).Persepsi Siswa Kelas III SLTP Negeri 1 Petanahan Kabupaten
Kebumen Tahun Pelajaran 1999/2000 terhadap Gerakan Disiplin Nasional:
Yogyakarta;
Sangat tepat dan dapat di mengerti
BalasHapus