NAMA : TIAS TATIK FATMAWATI
NIM : 3401412042
ROMBEL : SATU
MATAKULIAH : STUDI MASYARAKAT INDONESIA (UTS)
1. 1.
Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) sekaligus sebagai
makhluk individu (needy creatures).
Manusia sebagai anggota dalam sebuah masyarakat, negara, bahkan sebagai bagian
sistem dunia. Secara das sein dan das
sollen, kapan manusia sebagai makhluk
sosial dan individu? Bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk
sosial dan individu? Hubungkanlah dengan nilai, norma, dan struktur sosial
sebagai suatu sistem sosial masyarakat Indonesia.
Jawab
:
ü Secara
das sein dan sollen, kapan manusia sebagai makhluk sosial dan individu. Das
sein adalah keadaan yang sebenarnya atau sebuah realita yang terjadi pada waktu
sekarang, sedangkan das sollen adalah apa yang sebaiknya dilakukan yaitu sebuah
impian dalam dunia utopia yang menjadi keinginan dan harapan setiap manusia
sedangkan Das Sollen merupakan realita yang menimpa manusia itu sendiri. Hal
inilah yang disebut dengan sebuah harapan dan kenyataan. Sebagai makhluk sosial
dan individu secara das sein tentunya maunusia melakukan sebuah interaksi yang
secara langsung dilakukan oleh individu dan dijalankan oleh sebuah norma atau
kaidah yang ada. Sedangkan secara das sollen makhluk sosial dan individu
diharuskan berfikir dan bersikap sesuai norma sebelum melakukan suatu tindakan.
Jadi disini secara das sollen belum terjadi namun mencegah dari pada terjadi.
ü manusia
memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial dan individu. manusia sebagai
makhluk sosial dalam pemenuhan kebutuhannya manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk
berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan
manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Sedangkan manusia
sebagai makhluk individu, dalam pemenuhan kebutuhan secara individu manusia berarti
makhluk yang tidak dapat dibagi atau dipisahkan antara jiwa dan raganya. Selain
sebagai makhluk keseluruhan jiwa raga, manusia sebagai makhluk individu juga
berarti tiap orang merupakan pribadi yang khas menurut corak kepribadiannya
termasuk kelebihan dan kelemahannya. Untuk memenuhi kebutuhannya manusia secara
individu kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari individu berkembang sesuai
dengan ciri khas masing-masing walaupun didalam lingkungan yang sama persis.
Untuk menjadi individu yang mandiri, manusia harus mengalami proses-proses dalam kehidupannya. Proses yang dilaluinya
pertamam kali adalah proses pergaulan di
lingkungan keluarga. Karakter terbentuk dalam lingkungan keluarga secara
bertahap melalui interaksi : etika, estetika, dan moral agama. Manusia semenjak
dilahirkan membutuhkan proses pergaulan dengan orang disekitarnya untuk
memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya yang dapat membentuk dirinya kelak.
ü Hubungan
makhluk sosial dan individu dengan nilai, norma, dan struktur sosial sebagai
suatu sistem masyarakat Indonesia.
·
Hubungannya manusia sebagai makhluk sosial
dan individu dengan nilai yaitu manusia melakukan suatu tindakan yang dianggap
sah dalam arti secara moral diterima, jika tindakan tersebut harmonis dengan
nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat di mana
tindakan tersebut dilakukan.
·
Hubunganya manusia sebagai makhluk
sosial dan individu dengan norma yaitu yang mana norma dalam kacamata sosiologi
adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan
sosialnya. Sanksi yang diterapkan oleh norma ini membedakan norma dengan produk
sosial lainnya seperti budaya dan adat. Ada atau tidaknya norma diperkirakan
mempunyai dampak dan pengaruh atas bagaimana seseorang berperilaku. Dalam
kehidupannya, manusia sebagai mahluk sosial memiliki ketergantungan dengan
manusia lainnya. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok, baik kelompok komunal
maupun kelompok materiil. Kebutuhan yang berbeda-beda, secara individu/kelompok
menyebabkan benturan kepentingan. Untuk menghindari hal ini maka kelompok
masyarakat membuat norma sebagai pedoman perilaku dalam menjaga keseimbangan
kepentingan dalam bermasyarakat.
·
Hubunganya manusia sebagai makhluk
sosial dan individu dengan struktur sosial yaitu menurut Talcott Parsons,
masyarakat adalah suatu sistem sosial yang harus memenuhi empat syarat agar
berfungsi, yaitu (1) penyesuaian masyarakat dengan lingkungan, (2) anggota
masyarakat harus sepakat akan ketentuan untuk memilih, mengetahui dan memahami
tujuan kolektif dengan menyusun struktur tertentu, (3) penentuan anggota
masyarakat agar dapat memainkan peranan dan mematuhi nilai – nilai serta
menyelesaikan konflik dalam berinteraksi, (4) terjadi integrasi dari keadaan
masyarakat, individu dan institusi dikontrol oleh unsur atau bagian tertentu agar
sistem sosial terpelihara. Jadi struktur sosial sebagai suatu sistem sosial
adalah suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen sosial. Elemen-elemen
sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan
individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem
sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi sehingga
tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut
membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan
menentukan corak masyarakat tersebut. Suatu sistem sosial tidak hanya berupa
kumpulan individu. Sistem sosial juga berupa hubungan-hubungan sosial dan
sosialisasi yang membentuk nilai-nilai dan adat-istiadat sehingga terjalin
kesatuan hidup bersama yang teratur dan berkesinambungan.
2. 2.
Menurut Saudara, bagaimana bangunan
sosial masyarakat Indonesia yang dibentuk lewat pendidikan yang dilakukan di
Indonesia? Mengapa sampai saat ini masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang
multikultur masih menjadi sebuah cita – cita bangsa Indonesia? Cobalah tengok
beberapa kasus yang terjadi pada sistem pendidikan di Indonesia dengan berusaha
meletakkan mengapa masyarakat kita masih terkonfigurasi dengan kuat sebagai
masyarakat majemuk dengan sifat primodial yang tinggi, sehingga mengakibatkan
stereotip dan diskriminasi? Analisislah dengan pemahaman yang pernah kita
pelajari di kelas dengan memposisikan diri sebagai pengamat.
Jawab :
ü Menurut
saya bangunan sosial masyarakat Indonesia yang dibentuk lewat pendidikan yang
dilakukan di Indonesia masih kurang mampu menciptakan manusia – manusia yang
berpendidikan tinggi dan membentuk karakter pribadi bangsa lewat pendidikan yang
dijalani di Indonesia.
ü Dan
mengapa sampai saat ini masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang
multikultural masih menjadi sebuah cita – cita bangsa Indonesia karena pada
dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari
kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut
kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana setiap pulau tersebut
dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat
tersebut terbentuklah sebuah bangunan sosial mengenai masyarakat itu sendiri. Secara
horizontal, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk atau masyarakat
plural karena masyarakatnya terbagi – bagi menurut kebudayaan, kekerabatan,
suku bangsa, etnik, ras dan agama. Konsep masyarakat majemuk itu sendiri
berdasarkan fakta – fakta sosial yang ada seperti teori tentang masyarakat
majemuk sebenarnya bukanlah suatu masyarakat yang unik karena bentuknya tidak
berbeda dengan masyarakat yang memiliki stratifikasi sosial kompleks atau suatu
masyarakat yang menghadapi masalah etnik dan minoritas. Maksudnya disini yaitu
perbedaan suku bangsa, etnik, ras, budaya dan agama sebagai dimensi horizontal
dari struktur masyarakat Indonesia merupakan fakta sosial yang tak terbantahkan
dan hingga kini menjadi persoalan klasik bagi upaya integrasi nasional Indonesia.
ü Tengok
beberapa kasus yang terjadi pada sistem pendidikan di Indonesia, saya melihat
pada sistem pendidikan di Indonesia yang ada masih belum bisa mencipkan dan
membentuk sebuah masyarakat yang terintergrasi. Masyarakat majemuk terbentuk
dari dipersatukannya masyarakat - masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional,
yang biasanya dilakukan secara paksa menjadi sebuah bangsa dalam wadah negara.
Ketentuan otonomi daerah menghasilkan golongan dominan dan golongan minoritas
yang bertingkat-tingkat sesuai dengan pandangan pendidikan masing – masing
daerah yang bersangkutan. Mereka yang
tergolong minoritas mempunyai gengsi yang rendah dan seringkali menjadi sasaran
olok-olok, kebencian, kemarahan, dan kekerasan. Posisi mereka yang rendah
termanifestasi dalam bentuk akses yang terbatas terhadap kesempatan-kesempatan
pendidikan, dan keterbatasan dalam kemajuan pekerjaan dan profesi. Keberadaan
kelompok minoritas selalu dalam kaitan dan pertentangannya dengan kelompok
dominan, yaitu mereka yang menikmati status sosial tinggi dan sejumlah
keistimewaan yang banyak. Mereka ini mengembangkan seperangkat prasangka
terhadap golongan minoritas yang ada dalam masyarakatnya. keberadaan dan
kehidupan minoritas yang dilihat dalam pertentangannya dengan dominan, adalah
sebuah pendekatan untuk melihat minoritas dengan segala keterbatasannya dan
dengan diskriminasi dan perlakukan yang tidak adil dari mereka yang tergolong
dominan. Dalam perspektif ini, dominan-minoritas dilihat sebagai hubungan
kekuatan. Kekuatan yang terwujud dalam struktur-struktur hubungan kekuatan,
baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat-tingkat lokal. Bila kita melihat
minoritas dalam kaitan atau pertentangannya dengan mayoritas maka yang akan
dihasilkan adalah hubungan mereka yang populasinya besar (mayoritas) dan yang
populasinya kecil (minoritas). Perspektif ini tidak akan dapat memahami mengapa
golongan minoritas didiskriminasi. Karena besar populasinya belum tentu besar
kekuatannya. Menurut pendapat saya, cara yang terbaik adalah dengan merubah
masyarakat majemuk (plural society) menjadi masyarakat multikultural
(multicultural society), dengan cara mengadopsi ideologi multikulturalisme
sebagai pedoman hidup dan sebagai keyakinan bangsa Indonesia untuk
diaplikasikan dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar